Puan kau curi rasa pada harap gendam loka...
lunglai raga pejam wajahmu menyinai, menyibak selimut hati rapat menjejat kala itu....
namun waktu hanya sementara...
kutunggui kau diujung sana dengan secarik kertas bertuliskan cinta, yang kau ramu pelan meski singkat kata....
ah,,,, Narsiz.....
khayalku melampau jauh akanmu....
sedang kau merujuk diatas sana bergmulai tawa...
tak mungkinkah kau tau anginku membawamu kesana,,,,
tak mungkin pula singkat waktu serta mencumbu senyum kecilmu....
ah khayalku Ayodya.... kau pikul tak jauh sebrang neraka......
mengilhamkan sejuta tanyaku akan seremah roti yang ikhlas ku beli tapi ringan kau berikan pada ikan2 lautan.....
adakah tak kau sadari ku mencintamu karena hatimu???
yang kau suguhi dengan tinta hitam bermakna kelam....
selepas lalu kaupun menjauhku tinggalkan angan genggam tanganmu dan ku lepas di sesudut Ayodya....
mimpi.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Welcome Back to Neverland!!!
Haiaaaaaaaaaaaaaaa................ setelah sekian lama mati, bener-bener mati gaya! blog ini pertama kali Agustus 2010 dan sekarang adalah f...
-
Gatau.... maunya nuangin ide2 gila menulis.... banyak cerpen dan puisi yang kurang percaya diri untuk dikirimkan. tapi tiba-tiba ingin menul...
-
Hari haran adalah seorang pelajar yang pandai tetapi miskin. Ia ingin ke ibukota untuk mengikuti ujian, tapi ia tak punya uang. Ia mencoba m...
-
Akhirnya ia setuju dengan ide Tomi untuk membudidayakan Pleco dengan cara yang semestinya. Jika tidak, maka populasinya yang berlebih di kol...
lalu hendak kau kuasakan apa pada Ayodya?
BalasHapusmenimbunya dalm remah roti berduri yang kau puji?
apa hendak menagihnya kembali
tetnda kau tak rela aku merana di hujan lara?
sangat kucinta wahai pria,
tangguk saja ikan-ikan itu, biar puas kau rejam rasa
toh Ayodya tak lagi bisa menghindar berdosa
remukkan saja semua,
biar sekalian Ayodyamu gugur
lalu kau dengan bersaujana bisa melenggang uraikan lelakonan pada bunga-bunga di tepi rawa
apa kau ikutkan kembaramu seperti namamu
mendewana saja kau
Ayodya.... hanya bisa menghela nafas tak bernyawa
rapuh disini, mendulang mimpi yang kau kira
demi kau bilang mencintaku karena hati
takkah kau sadar kau mencemburuiku karena mantra?
kuberi kau tinta hitam, apa hendak kau pikir aku sedang membawamu menuju kekelaman tak berujung?
kau salah pria, demi hitam.
gelap bukanlah sebuah ketakutan, dan salahkan dirimu jika termakan rayu kegelapan
hitamku penuh makna,
menindas semua rriangan yang ada, mengingat semua hanyalah rerasa, bukan pepestaan selamanya
lalu jika kau pikir hitamnya cintaku membuatmu tergugu di sudut sana,
pikirkanlah tentang aku, Ayodya.
saai di sudut itu, sempat kau sematkan seuntai kejora,
kau bilang,
Ayodya, kejora tak pernah berdusta